Dari arah taman tersebut kami ke kanan luruuus lagi, ketemu dengan pertigaan, kami belok kanan untuk ketemu dengan perempatan awal kami masuk ke komplek Pendopo yang ada pos SATPOL PP nya. Dari perempatan tersebut kami belok kiri ke arah Situ Buleud dan kembali mengitari situ tersebut dari arah kiri. Jadi ketemu situ kami ke kiri mengitari situ sampai ketemu dengan jalan yang berada di samping kiri gedung BAKORWIL (tweweweng lieur eh...^^). Nah, akan kami ceritakan sebuah rahasia, rahasia tentang percakapan dengan ade-ade SMP tadi, hihihihi^^.
Kata ade-ade yang kami temui pada bagian Situ Buleud tadi, kalau mau ke Wanayasa harus ke Pasar Rebo dulu. Dari Buleud (arah datangnya angkot 04 tadi) jalan belok kanan luruuuus aja, sekitar 500 m an, ada pertigaan belok kiri udah masuk wilayah Pasar Rebo. Dari situ ada dua opsi kalau mau ke Wanayasa. Pertama, naik ELF (yang gede tea), dan yang kedua naik angkot jurusan Wanayasa (angkotnya warnanya kuning). Tarifnya, kalau ELF, Rp. 6.000, sedangkan kalau angkot, sama juga (hahaha, trus apa bedanya??). Pertanyaan bagus, saking bagusnya, kami tidak tau jawabannya...^^. Jawabannya kami awali dengan mungkin, karena kami simpulkan dari pengalaman yang kami alami sendiri. Pertama, ELF ga akan mau berangkat kalau tidak full, kami terjebak di dalam ELF hampir setengah jam, dengan keringat bercucuran, sedangkan angkot lempeng aja tanpa ada beban n ga terlalu lama ngetemnya. Kedua, segitu ELF penuh, dia akan meluncur dengan full speed, sedangkan angkot penuh ga penuh tetap slow aja jalannya, biar lambat asal slamat kayaknya motonya...Ketiga, mereka beda jalur tapi bertujuan sama, karena pas baliknya kami naik angkot, tidak berpapasan sama sekali dengan ELF, dan jalurnya sepertinya berbeda dengan yang kami lalui waktu berangkat..mungkin itu bedanya...^^
Situ Wanayasa |
Tiket masuknya Cuma Rp. 2.000, kalau sekedar keliling danau tidak bayar, tapi kalau masuk ke pulau di tengahnya, bayar Rp. 2.000. dari daratan ke pulau di tengahnya melewati sebuah jembatan bambu. Disamping pulau ditengah itu terlihat sedang tertambat beberapa sepeda air (buat maen sepeda di air yang bentuknya bebek-bebek an dan lain-lain, pas buat orang pacaran, berhubung kami tidak pacaran, maka kami tidak tertarik), dan rakit yang aga tenggelam. Kami tadi menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Purwakarta, kalau rata-rata 60 km/ jam, kurang lebih karena kami 45 menit, maka jaraknya adalah 45 km. teeeeeeeet, jawaban salah. Jarak Wanayasa dari Purwakarta sekitar 23 km, berhubung jalannya yang lenggak-lenggok, maka 23 km tersebut ditempuh dengan waktu paling minim 30 menit. Danau ini luasnya sekitar 7ha, luas memang, dengan air yang alami, banyak ikannya dan suhu yang sejuk, sekitar 17 – 20 derajat celcius (katanya situs wisatapurwakarta.indonesiatravel.biz).
Pulau di tengah Situ |
Disekitar danau nampak mulai dibangun saung-saung, tempat makan dan peristirahatan, dengan suasana yang cukup sunyi, tenang dengan melihat air dan merasakan angin semilir, kuranglah kiranya kalau Cuma sebentar disini. Di tengah persimpangan sebetulnya, sayang kalau suasana sunyi ini diganggu oleh bisingnya pembangunan dan kalau sudah jadi akan banyak orang ramai berdatangan kesini. Namun, disisi lain, sayang kiranya, kalau tempat seindah ini hanya dapat dinikmati begini saja, perlu dibangun fasilitas lain agar orang betah disini. Situ Wanayasa merupakan kawasan wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena secara geografis pariwisata, terletak di antara Tangkuban Parahu, Ciater dan danau Jatiluhur.
Memancing bersama |
Cuci muka bagi yang membutuhkan, sholat bagi yang menjalankan, minum bagi yang memerlukan, kami lakukan di tempat peristirahatan itu. Semua terbuat dari bambu. Sejuk, segar dan kami siap meneruskan perjalanan.
0 comments:
Post a Comment