Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Malioboro

Siapa si yang ga kenal dengan Malioboro, bahkan beberapa lagupun menceritakan tentang Malioboro. Ga lengkap rasanya kalau ke Yogya tapi ga ke Malioboro. Apa yang dicari? Sebetulnya kota-kota lain juga punya yang seperti Malioboro, tapi tidak ada yang bisa menggantikan Malioboro. Sebut saja, di Bandung, sepanjang jalan menuju Pasar Baru kondisinya ga jauh beda dengan Malioboro, tapi Malioboro tetaplah Malioboro. Tak tergantikan. 

Malioboro diambil dari nama seorang Duke Inggris yaitu Marlborough yang pernah menduduki Yogyakarta dari tahun 1811 sampai dengan 1816. Sejak zaman dahulu Malioboro tidak pernah sepi oleh wisatawan, maklum Malioboro adalah jalur yang secara lurus menghubungkan antara keraton dengan Tugu Pal Putih, melalui jalan ini pula Sultan meneropong Merapi. Saat ini Malioboro menjadi semacam tujuan wisata, khususnya wisata belanja dan kuliner. Kalau dari arah Tugu Yogya, sebelah kanan adalah surga nya belanja cinderamata sedangkan sebelah kirinya adalah wisata kuliner.

Kami sampai di Malioboro pukul 20.00 untuk makan malam yang ternyata baru kita sadari adalah check point kedua. Kami lupa makan siang saking padatnya jadwal dan sempitnya waktu yang kami miliki. Harga makanan di sini seperti halnya pada tempat wisata lainnya, relatif lebih tinggi, walaupun biaya hidup di Yogyakarta ini lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota yang lain. Setelah makan malam di salah satu tempat tersebut (oiyya tips buat kawan-kawan
sekalian, sediakan uang recehan, karena banyak musisi jalanan di sini, cukup menghibur dengan cara mereka yang atraktif) kami melanjutkan ke tujuan terakhir dan tujuan rutin dari setiap perjalanan, kantor kepala pemerintahan, dalam hal ini adalah Kantor Gubernur. Kantor ini terletak di tengah-tengah Malioboro, berdekatan dengan kantor DPRDnya. Pukul 20.30 kami kembali ke Stasiun Tugu untuk pulang ke Bandung. Stasiun Tugu? Bukannya harusnya di Lempuyangan? Tentang itu, akan kami ceritakan dalam Perjalanan Pulang.

0 comments:

Post a Comment

Indonesia Barat